DETAIL REKOD
Kembali ke sebelumnya
Kembali ke sebelumnya
Judul | PERAN MATA KULIAH RETORIKA DALAM PEMBINAAN BUDI PEKERTI DAN MORAL BANGSA (STUDI KASUS MAHASISWA PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOREJO) |
Edisi | |
No. Panggil | |
ISBN/ISSN | |
Pengarang | Umi Faizah, M. Pd |
Subyek/Subjek | Bahasa Indonesia |
Klasifikasi | |
Judul Seri | GMD | Data Penelitian |
Bahasa | Indonesia |
Penerbit | Purworejo |
Tahun Terbit | 2009 |
Tempat Terbit | Purworejo |
Kolasi | |
Catatan | |
Detil Spesifik | abstrak: Penelitian ini berjudul Peran Mata Kuliah Retorika dalam Pembinaan Budi Pekerti dan Moral Bangsa (Studi Kasus Mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Purworejo). Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk memaparkan peran mata kuliah Retorika dalam pembinaan budi pekerti bangsa. Berangkat dari kegelisahan terhadap mahasiswa era multikultural saat ini memang memprihatinkan ketika kita sedikit mengoreksi kemampuan berbicara mahasiswa. Sebagai contoh saat mahsiswa akan berkonsultasi dengan dosen dan orang yang lebih dewasa secara sruktural di lingkungan kampus, mereka belum mampu memberikan kesantunan berbahasa dengan subtansi bermutu. Seperti kejadian yang baru-baru ini terjadi adalah 1) ada seorang mahasiswa akan berkonsultasi Kartu Rencana Studi (KRS) kepada Ketua Program Studi, kemudian tanpa berbicara apapun mahasiswa tersebut duduk dan menyodorkan KRS kepada Ketua Program Studi (Prodi PBSI, 10 Oktober 2009) , 2) Mahasiswa datang tanpa diawali pengantar apapun langsung mengatakan “mau pindah Prodi, Bu!” (Prodi PBSI, 28 Oktober 2009), 3) Mahasiswa terlihat gelisah di luar Prodi PBSI menunggu kedatangan seorang dosen, tanpa berbicara apapun ia hanya mengamati dosen lain yang lewat di depannya, kemudian dosen tersebut yang bertanya lebih dulu, “akan bertemu dengan siapa Mas?” setelah itu baru terdengar jawaban bahwa ia sedang menunggu seseorang. Dari kasus tersebut dapat ditarik simpulan bahwa kemampuan verbal mahasiswa dalam hal kesantunan berbicara masih sangat kurang. Ketika dosen dalam pembelajaran hanya mengupas orator-orator andal pada masa kejayaan Yunani dan Romawi saja seperti bagaimana gaya bicara Aristoteles, Plato, Corax, Empedocles, dan Pytagoras kemampuan berbicara dalam hal kesantunan dan kearifan lokal tidak dapat dicerna dengan baik oleh mahasiswa. Tambahan lagi, mahasiswa hanya disuguhi tentang kepiawaian Sukarno dan Barack Obama dalam berpidato, tetapi tidak memperhatikan penerapan komunikasi yang santun dalam berbicara. Oleh karena itu, mata kuliah Retorika tidak boleh diajarkan sambil lalu saja, tetapi harus memberikan gambaran terhadap kesantunan berbicara yang akan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari yang akan membawa pada optimalnya pembelajaran mata kuliah Retorika yang menjadi wahana pembinaan budi pekerti dan moral bangsa. |
Gambar Sampul | |
Lampiran | LOADING LIST... |
Ketersediaan | LOADING LIST... |
Kembali ke sebelumnya |